A. Pendahuluan
Selama menjalani
hidup, manusia selalu mempelajari dan melakukan perubahan-perubahan budaya
tergantung kondisi lingkungan tempat dia tinggal. Hal ini adalah sesuatu yang
wajar sebab kebudayaan diciptakan dan diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya untuk memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri, baik secara perorangan maupun berkelompok. Dari
kenyataan ini, tidak ada satupun kebudayaan dan perwujudan kebudayaan yang
bersifat statis (tidak mengalami perubahan).
Pengertian perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksaman atau
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial dan kebudayaan yang saling berbeda.
B.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial
dan Budaya.
Perubahan sosial dan
budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang
menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar
masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
budaya.
Diantara berbagai
faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1.
Kontak dengan
kebudayaan lain.
Masyarakat yang sering melakukan kontak
dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan
kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat
ke masyarakat lain.
2.
Sistem
pendidikan formal.
Pada jaman modern sekolah semakin memegang
peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang juga
merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang
diajarkan berbagai kemampuan dan
nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya
terhadap hal-hal baru.
1.1 Perubahan sosial
budaya melalui kontak dengan kebudayaan lain
Perubahan
melalui budaya asing adalah hal yang sudah terjadi di Indonesia perlahan budaya Indonesia mulai ditinggalkan hal ini sudah
menjadi masalah yang dampak nya generasi muda mulai meninggalkan perlahan
budaya kita dan mulai mengantikan nya dengan budaya asing, perubahan budaya Indonesia yang
perlahan tergeserkan :
- Cara berpakaian yang mulai mengikuti orang barat
Cara berpakaian
budaya timur yang terkenal akan sopan dan santun nya mulai mengikuti budaya
barat yang terkesan cuek akan kesopanan.
- Cara bergaul yang mengikuti budaya barat.
Cara bergaul
budaya timur yang sopan dan satun mulai ditinggalkan terganti dengan budaya
bergaul barat yang terkesan bebas dan liberal.
- Penggunaan narkoba
Penggunaan
narkoba tak terelakan dikarenakan totonan dan pengenalan nya yang secara
terselubung, sehingga meraka yang sebelumnya tidak mengetahui apa itu narkoba mulai
mencobanya dikarenakan apa yang mereka lihat adalah sesuatu yang harus ditiru
karena dianggap bagus dan keren.
- Minuman keras
Minuman keras
merupakan sesuatu yang wajar dan mudah ditemui pada saat ini, hal ini bertolak
belakang sekali dengan budaya Indonesia
dimana minuman keras dulunya adalah suatu hal yang tabu dan asing. Sekarang
minuman keras merupakan sesuatu yang mudah ditemui dan banyak digunakan oleh
orang tua bahkan anak sekolahan yang belum boleh menggukannya sekarang dapat
menggunakan sehingga menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitarnya.
Masuknya budaya
asing di Indonesia tidak
dapat terelakan tetapi harus dapat disikapi dengan bijak sehingga budaya asing
masuk ke Indonesia
adalah budaya asing yang sifatnya membangun generasi kita kearah kemajuan yang
dapat meninggatkan kualitas kita sebagai Negara yang berbangsa.
2.1 Sistem pendidikan formal yang
semakin maju.
Sistem
pendidikan formal yang semakin maju seharusnya dapat diimbangi dengan sarana
dan prasarana yang medukung, jika sarana dan prasarana tidak mendukung maka
akan terjadi ketidak mengertian dan menjadi sesuatu hal yang sia – sia. Suatu
hal yang sia – sia tersebut dapat mengakibatkan terbuang nya energi para
pelajar khususnya pelajar sma yang kiwa ingin tahu nya sedang bekembang,
sehingga mereka mengeluarkan energi terbut kearah yang negatif. Berikut adalah salah
satu contoh perilaku pelajar yang tidak tersalurkan.
Tawuran
Tawuran
adalah suatu kegiatan yang amat sangat percuma dan tidak menghasilkan sesuatu
yang dapat dibagakan. Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tidak
kekerasan yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat atau pelajar. Pada
penulisan ini saya akan membahas tentang tawuran yang dilakukan oleh pelajar.
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan tawuran.
Faktor Formal.
- Faktor
sekolah.
Kebosanan didalam lingkungan sekolah
yang tidak mengijinkan siswa nya bertidak kreatif, terlalu mengekang dan
otoriter juga menjadi pengaruh. Sebagian besar hidup remaja dihabiskan dibangku
sekolah, tempat ia belajar sekaligus mengekspresikan diri. Tak heran jika
sekolah sering disebut rumah kedua begitu juga para guru mereka yang disebut
sebagai orang tua mereka disekolah, tak jarang guru bersikap otoriter Apabila
sekolah terlalu mengekang kebebasan mereka untuk mengekspresikan diri meraka
akan menyalurkan nya diluar sekolah hal ini tidak dapat dipantau oleh sang guru
apabila siswa nya sudah pulang dari sekolah yang mengakibatkan terjadinya
ekspresi yang negatif karena ketidak mampuan sekolah menyediakan sarana dan
prasarana para siswanya untuk menyalurkan ekspresi mereka secara positif, hal
ini tidak terjadi pada sekolah yang dapat menerapkan kegiatan yang dapat
meredam tawuran tersebut dengan kegiatan yang lebih mendidik sehingga mereka tidak
berpikir untuk melakukan tawuran.
Faktor Informal.
Tidak
hanya faktor informal yang dapat berpengaruh akan terjadinya tawuran, faktor –
faktor seperti dibawah ini juga dapat dijadikan sebagai pemicu terjadinya
tawuran.
- Faktor
internal
Ketidakmampuan/kurang
mampunya beradaptasi dengan lingkungan sosial yang kompleks menimbulkan tekanan
pada setiap orang. Terutama pada remaja yang mentalnya masih labil dan masih
dalam pencarian jati diri dan tujuan hidup. Kekompleksan seperti keberagaman
budaya, kemampuan ekonomi dan pandangan tidak bisa diterima sehingga
dilampiaskan lewat kekerasan.
Saat
tidak mampu beradaptasi, rasa putus asa, menyalahkan orang lain dan memilih
cara instan untuk memecahkan persoalan membuat rasa frustasi semakin
mengendalikan emosi pelajar yang labil. Ketidakpekaan terhadap perasaan
sesamanya mengakibatkan pelajar tega menganiaya hingga membunuh sesamanya.
Sebenarnya, dalam diri mereka butuh pengakuan.
- Faktor
Keluarga
Jika
keluarga tidak bahagia, bahkan ada kekerasan dalam rumah tangga akan berdampak
pada mental psikologis anak. Secara tidak langsung, remaja akan meniru pola
yang ia lihat di dalam keluarganya. Anak yang terlalu dilindungi orangtuanya
(dimanja) juga akan sama saja. Saat bergabung dalam kelompok sosialnya di sekolah,
ia akan menyerahkan diri secara total tanpa memiliki kepribadian dan prinsip
yang kuat.
Penyesuaian
emosional yang kurang memadai ditambah dengan kelompok sosial yang tidak benar
semakin memungkinkan terjadinya tawuran antar pelajar.
- Faktor
lingkungan
Faktor
ini jauh lebih luas daripada lingkungan rumah remaja. Lingkungan ini juga
berbicara sekolah, media televisi, media cetak dan ketidakpuasan atas negara
atau fasilitas negara. Jika diruntut dari faktor lingkungan, media-media dan
teladan pemerintah juga menjadi sorotan atas tawuran pelajar.
Media
yang menampilkan dan oknum yang berbuat juga bisa dipersalahkan karena memberi
teladan yang buruk.
Rasa
solidaritas yang diberikan remaja, seringkali berada di jalur yang salah.
Sebaiknya perlu ditekankan ulang akan pentingnya mengendalikan rasa solidaritas
dengan akal pikiran sehat dan jiwa toleransi antar manusia yang tinggi.
Solidaritas tidak selalu ikut-ikutan dalam hal buruk.
Kesimpulan
Pergeseran
Budaya di Indonesia semakin memprihatinkan hal ini sudah harus ditindak lanjuti
secara serius oleh pemerintah karena apabila tidak budaya dan pedidikan kita
akan semakin hancur. Untuk mengantisipasi terjadinya pergesaran budaya kearah
yang semakin mengkhawatirkan diperlukankannya peran semua pihak terutama sekolah
dan orang tua, agar dapat membimbing generasi muda tidak kearah yang negative
dan menyesatkan juga peran pemerintah yang dapat mendukung sarana dan
prasarananya sehingga dapat berjalanya system pedidikan dan pembinaan yang
baik.
Daftar pustaka :
http://www.google.co.id/imgres?q=tawuran+adalah&um=1&hl=en&sa=N&biw=1143&bih=752&tbm=isch&tbnid=fcS-pQlm1nUdcM:&imgrefurl=http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/25/tawuran-adalah-realita-pelajar-indonesia-398390.html&docid=kmAWVaxnIQYIVM&imgurl=http://www.satunews.com/foto/foto_berita/tawuran-300x203.jpg&w=300&h=203&ei=9RhdUePbI4mOrQfu9YDoBQ&zoom=1&ved=1t:3588,r:7,s:0,i:100&iact=rc&dur=593&page=1&tbnh=162&tbnw=240&start=0&ndsp=12&tx=153&ty=60